Tuesday, November 25, 2008
Drama Natal Sekolah Minggu
Berikut ini kami sajikan sebuah bahan Drama Natal yang dialognya diambil langsung dari Injil Lukas 1:39-56; Lukas 2:1-20 dan Matius 2:1-12. Naskah drama ini bisa menjadi salah satu alternatif yang bisa anda pakai untuk pementasan drama natal di Sekolah Minggu anda.
PEMERAN:
Peran utama: Yusuf, Maria, Elisabet, Zakaria, Malaikat, beberapa gembala, Herodes, dan tiga orang Majus,
Peran pembantu: tetangga Elisabet dan Zakaria, orang kebanyakan, para prajurit, pemilik penginapan, dan ahli Taurat.
Keterangan:
Kalimat di dalam [[...]] merupakan keterangan saja tapi bukan bagian dari naskah untuk dibaca atau diucapkan. Lagu-lagu instrumental yang dipilih bisa diganti dengan lagu lain jika memang tidak memungkinkan/tidak dimiliki.
KELAHIRAN YESUS KRISTUS
ADEGAN 1: Pemberitahuan Tentang Kelahiran Yesus
[[Musik pengiring instrumental mengalunkan lagu (O Come, O Come Emmanuel). Narator mulai membacakan naskahnya di belakang panggung.]]
NARATOR:
Dalam bulan keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud, nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata:
[[Maria muncul di panggung, berjalan perlahan-lahan, dan spot light diarahkan ke Maria. Lalu tak lama kemudian spot light ganti diarahkan ke malaikat yang muncul di panggung (diusahakan dari sebuah tempat yang lebih tinggi) dan berhenti di hadapan Maria.]]
MALAIKAT:
"Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."
NARATOR:
Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya. Apakah arti salam itu?
MALAIKAT:
"Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia, Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya tahta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
MARIA:
"Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"
MALAIKAT:
"Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu disebut Kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
MARIA:
"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu."
[[Musik terus mengalun sampai pemeran Malaikat meninggalkan panggung. Beberapa saat kemudian Maria juga meninggalkan panggung.]]
ADEGAN 2: Maria dan Elisabet
[[Panggung ditata dengan latar belakang rumah Elisabeth. Elisabet memasuki panggung. Musik instumental (Bring a Torch) mengalun pelan dan Narator mulai membacakan naskahnya.]]
NARATOR:
Berapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakaria dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring.
[[Maria memasuki panggung dengan membawa bungkusan bekal, spot light tertuju pada Maria. Elisabet menyambut Maria dengan memegangi perutnya, lalu mencium pipi Maria.]]
ELISABET:
"Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."
[[Mereka berdua sangat bahagia sambil bergandengan tangan Maria dan Elizabet meninggalkan panggung. Musik semakin pelan dan berhenti.]]
ADEGAN 3: Nyanyian dan Pujian Maria
[[Setting panggung tetap sama, musik (What Child is This) mengiringi Maria muncul ke panggung lagi (spot light ditujukan ke Maria). Dengan tangan yang dilipat di depan dada dan kepala sedikit menengadah ke atas Maria membacakan pujiannya.]]
MARIA:
"Jiwaku memuliakan Tuhan,
dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,
sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.
Sesunguhnya, mulai dari sekarang segala
keturunan akan menyebut aku berbahagia,
karena yang Maha Kuasa telah melakukan
perbuatan-perbuatan besar kepadaku,
dan nama-Nya adalah kudus.
Dan rahmat-Nya turun-temurun atas
orang yang takut akan Dia.
Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan
perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan
orang-orang yang congkak hatinya;
Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa
dari takhtanya, dan meninggikan
orang-orang yang rendah;
Ia melimpahkan segala yang baik kepada
orang yang lapar; dan menyuruh
orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;
Ia menolong Israel, hamba-Nya,
karena Ia mengingat rahmatNya,
seperti dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita,
kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya."
NARATOR:
Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.
ADEGAN 4: Kelahiran Yesus
[[Diiringin dengan musik instrumental lagu (Joy to the World) Masuklah beberapa prajurit yang seakan-akan sedang membaca pengumuman dari raja Herodes. Sementara itu Narator membacakan naskahnya.]]
NARATOR:
Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nasaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem - karena ia berasal dari keluarga keturunan Daud - supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria tunangannya yang sedang mengandung. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya dalam palungan karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.
[[Lalu prajurit pergi dan masuklah Maria dan Yusuf berjalan perlahan- lahan mengitari panggung dan terlihat lelah karena Maria sedang mengandung. Yusuf sesekali berhenti menuju ke sebuah pintu (Jika memungkinkan panggung dihiasi dengan beberapa pintu rumah untuk bisa diketuk oleh Yusuf) dan mengetuk rumah penginapan, namun pemilik penginapan menolak mereka. Hal ini bisa dilakukan 2 kali sampai pemilik penginapan yang ke dua menunjukkan kandangnya. Musik pengiring "Malam Kudus" (O Holy Night) mengalun lembut. Spot light diarahkan kepada Maria dan Yusuf. Di salah satu sudut panggung telah dihias dekorasi kandang yang telah tersedia palungan dan boneka bayi yang dibungkus lampin. Setelah Yusuf dan Maria memandangi bayi lalu Maria menggendong bayi Yesus dan masuk ke belakang panggung]]
ADEGAN 5: Gembala-gembala
[[Adegan ke 5 disambut dengan iringan perlahan lagu (Hark the Herald Angels Sing). Para gembala muncul di panggung dengan membawa domba- domba dan duduk berkeliling seakan-akan ada api unggun di tengah- tengah mereka,]]
NARATOR:
Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemulian Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka:
[[Pemeran malaikat memasuki panggung. Spot light pertama ditujukan kepada para gembala, lalu kepada malaikat.]]
MALAIKAT:
"Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa. Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat yaitu Kristus, Tuhan di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."
NARATOR:
Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah bala tentara sorga yang memuji Allah katanya:
[[Ada beberapa malaikat menari-nari dan bernyanyi memuji Tuhan, diiringi musik instrumental (Hark The Herald Angels Sing).]]
BALA TENTARA SORGA:
"Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya."
NARATOR:
Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke Sorga, gembala itu berkata seorang kepada yang lain:
GEMBALA:
"Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita."
[[Lalu gembala-gembala itu bergegas membawa domba-dombanya menuju ke belakang panggung. Maria dan Yusuf kemudian muncul di panggung yang telah dibuat suasana kandang lagi, di mana di hadapan Maria bayi Yesus terbaring di palungan dibungkus kain lampin. Kemudian disusul gembala-gembala yang datang untuk menyembah Yesus.]]
NARATOR:
Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan Bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Dan Ketika mereka melihat-Nya mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara di dalam hatinya dan merenungkannya. Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji Allah karena sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
[[Setelah narator selesai membacakan naskahnya, para gembala meninggalkan panggung, spot light dimatikan. Maria dan Yusuf juga meninggalkan panggung.]]
ADEGAN 6: Orang-orang Majus dari Timur
[[Suasana panggung dihias dengan kursi kerajaan, dimana ada Raja Herodes duduk dengan didampingi oleh para prajurit dan ahli Taurat yang membawa gulungan-gulungan kitab Perjanjian Lama. Musik lagu (O Come All ye Faithful) mengiringi Narator membaca.]]
NARATOR:
Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya:
[[Lalu tiga orang Majus muncul ke panggung dan memberi hormat kepada raja Herodes.]]
ORANG MAJUS:
"Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
NARATOR:
Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya:
AHLI TAURAT:
"Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikian ada tertulis [[Membuka gulungan Kitab]] dalam kitab nabi: "Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."
NARATOR:
Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang Majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya:
[[Herodes berdiri seakan-akan berbisik-bisik dengan orang-orang Majus.]]
HERODES:
"Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia."
[[Musik instrumental diganti dengan (Silent Night, Holy Night) mulai berkumandang dengan diikuti pembacaan dari Narator.]]
NARATOR:
Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana anak itu berada. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur. Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.
[[Orang-orang Majus meninggalkan panggung, demikian juga diikuti oleh Herodes, para prajurit, dan ahli Taurat. Tak lama kemudian orang-orang Majus itu muncul lagi ke panggung, sambil melihat-lihat ke atas mengamati bintang cemerlang (yang telah dipajang di sudut panggung sebelumnya). Tepat di bawah bintang tsb. Yusuf dan Maria, yang sedang menggendong bayi Yesus, sedang duduk. Lalu orang-orang Majus itu memberikan persembahan mas, mur dan kemenyan kepada bayi Yesus. Setelah menyembah kepada bayi Yesus, orang-orang Majus itu meninggalkan panggung, diikuti oleh Yusuf dan Maria yang menggendong bayi Yesus. Drama selesai.]]
[[Guru bisa langsung mengajak anak-anak semua untuk menyanyikan lagu "Malam Kudus".]]
Posted by gkjcilacap at 7:47 AM 0 comments
Labels: Drama Natal, Perayaan Natal, Sekolah Minggu
Paskah A-Z
Pengantar
Buletin Pembinaan kali ini terbit dalam rangka menyambut hari raya Paskah. Namun tidak seperti buletin-buletin sebelumnya, yang ditulis dengan rangkaian kata dan kalimat yang sambung-menyambung, buletin kali ini membahas berbagai topik di sekitar Paskah dengan mengikuti urutan alfabetis dari huruf A-Z.
Bisa dikatakan, buletin kali ini hendak menuturkan serba-serbi tentang Paskah, mulai dari berbagai kisah yang dicatat Alkitab menjelang dan sesudah Paskah, sampai berbagai perkembangan di seputar perayaan Paskah.
Semoga, melalui buletin ini kita sekalian mendapat wawasan yang utuh dan menye luruh tentang peristiwa Paskah dan yang terlebih penting adalah kita kembali diingat kan akan makna dari peristiwa Paskah itu sendiri, yakni Allah yang menyatakan cinta kasih dan kesetiaan-Nya kepada manusia. Selamat menyambut Paskah.
A.
Ayam berkokok tiga kali. Peristiwa tersebut segera mengingatkan Petrus akan ucapan Yesus beberapa saat sebelum Dia ditangkap (lih Mat. 26:34,75). Ayam berkokok itu sendiri sebenarnya mau menunjuk pada waktu terjadinya situasi itu, yakni hari Jumat subuh. Sebelumnya dalam Perjamuan Makan Terakhir, Petrus dengan lantang me ngatakan bahwa tidak sekalipun dia akan menyangkal Yesus. Peristiwa ini sebenar nya mau mengajak umat beriman untuk bercermin perihal keadaan spiritualnya. Apakah keputusannya mengikut Yesus sudah dilandasi oleh motivasi yang benar, bukan karena dorongan emosional sesaat.
B.
Barabas, yang bernama depan Yesus, adalah seorang penjahat terkenal pada zaman Tuhan Yesus. Ia dipenjarakan karena telah meresahkan pemerintahan Romawi. Lazim pada zaman itu pemerintah Romawi membebaskan seorang tawanan pada hari raya Paskah. Barangkali sama seperti di Indonesia. Ketika peringatan 17 Agustus, maka ada tawanan yang mendapatkan remisi, grasi, bahkan amnesti. Pontius Pilatus kemudian menawarkan pilihan kepada orang banyak siapa yang akan dipilih untuk dibebaskan: Yesus Barabas atau Yesus yang disebut Kristus. Keempat Injil mencatat bahwa orang banyak yang menyaksikan peristiwa itu serentak berteriak untuk mem bebaskan Barabas.
Peristiwa ini sebenarnya hendak menunjuk pada penolakan terhadap Yesus sekaligus penerimaan terhadap orang berdosa. Hal ini mirip dengan kehidupan manusia saat ini. Ada banyak orang yang menolak untuk percaya kepada Yesus, namun justru me nunjukkan penerimaannya terhadap dosa.
Bangkitnya Yesus dari kematian merupakan makna dari Paskah Kristen. Makna ini sebenarnya sejajar dengan Paskah Yahudi, yang bermakna lewatnya bangsa Israel dari suatu proses kematian di Mesir (Keluaran 12:1-28) (Paskah – dari kata Ibrani pesakh yang artinya lewat). Jadi, Paskah sama-sama dimaknai sebagai perayaan pembangkitan dari kematian.
C.
Crucifixion atau penyaliban merupakan bentuk hukuman terberat yang berlaku pada zaman Tuhan Yesus, di samping bentuk-bentuk hukuman lainnya yang lazim pada waktu itu, seperti: cambuk, penjara dsb. Hukuman salib dijatuhkan pemerintah Romawi kepada penjahat-penjahat besar yang telah mengganggu stabilitas wilayah kekuasaan Roma.
Ketika Yesus dijatuhkan hukuman salib oleh Pontius Pilatus, hal itu bukan disebab kan oleh karena Yesus adalah seorang penjahat besar yang ditangkap. Penyaliban itu lebih didasarkan pada permintaan orang banyak yang turut mengadili Yesus (bnd. Mrk. 15:13-15). Di mata orang banyak saat itu, Yesus dipandang telah melakukan kejahatan besar yang setara dengan kejahatan para penjahat yang dihukum salib. Memang menurut para ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang sering kali berhadap-hadapan dengan Yesus, Yesus telah melakukan pelanggaran terhadap aturan agama Yahudi, misalnya: menghujat Allah dan karenanya layak untuk dijatuhi hukuman mati (lih. Mrk. 14:64).
D.
Dosa pada hakikatnya adalah ketidaktaatan dan pemberontakan manusia terhadap Allah yang sudah merancang sesuatu bagi kita, sudah mengarahkan kita pada sasaran yang tepat (bnd. 1 Yoh. 3:4). Oleh karena itu, dosa yang manusia lakukan sudah sepantasnya mendapatkan upahnya, yaitu maut (Rm. 6:23). Secara jujur kita harus mengatakan bahwa setiap orang yang berdosa harus menanggung hukuman atas dosa yang ia lakukan. Namun persoalannya adalah apakah ada cara yang paling tepat dan adil untuk menebus dosa manusia?
Orang Israel dulu mempersembahkan korban untuk menebus dosanya. Ini bukanlah sebuah cara yang adil sebenarnya. Manusia yang berdosa, namun hewan yang dikorbankan. Namun, hal itu nyatanya dipakai sebagai sebuah cara sekaligus simbol dari upaya manusia melakukan penebusan dosa. Pada akhirnya, manusia sendirilah yang seharusnya menebus hukuman atas dosa. Dan penebusan yang paling sahih hanyalah dapat dilakukan oleh manusia yang tidak berdosa.
Persoalannya adalah apakah ada manusia yang tidak berdosa? Ada! Dialah Yesus! Oleh karena itu, Ia-lah satu-satunya manusia yang mampu menebus dosa umat manusia. Dosa manusia ditebus oleh manusia juga. Di sinilah kita dapat melihat terjadinya keadilan; suatu keadilan yang diprakarsai Allah dan ditawarkan kepada manusia dalam peristiwa Paskah.
E.
Eli, Eli, lama sabakhtani (bahasa Aram), artinya “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?” Ini merupakan salah satu ucapan Yesus di kayu salib. Ucapan ini dapat dimengerti dalam terang ajaran Perjanjian Baru mengenai pendamaian. Di sini kita dapat melihat bagaimana Yesus menyamakan diri-Nya dengan manusia berdosa (bnd. Flp. 2:8). Dalam posisi yang demikian, maka ada suatu keterpisahan antara Allah dan manusia karena dosa. Dosa tidak lain adalah meninggalkan Allah. Oleh karena itu, akibat dosa yang paling hebat adalah ditinggalkan oleh Allah. Dan ketika Ia berteriak demikian, itu adalah karena kita!
Jadi, ucapan tersebut bukanlah ekspresi perasaan kemanusiaan Yesus yang tengah menderita disalib, karena tokh Ia sudah pernah mengalami semua bentuk penderitaan dan kepedihan manusiawi yang paling berat dan itu tidak membuat-Nya mengaduh. Ucapan tersebut bukan pula ekspresi kekecewaan Yesus yang mengharap Allah akan menghadirkan dunia baru, karena bukan itu tujuan-Nya datang ke dunia. Bukan pula sekadar mengulangi Mzm 22:2 sebagai suatu latihan kesalehan. Teriakan itu diucap kan seolah suatu pertanda; pertanda akan bahaya dosa dan akibatnya, yakni diting galkan Allah.
F
Farisi adalah salah satu aliran dalam agama Yahudi yang terlihat sangat sering berurusan dengan Yesus. Pada umumnya mereka berasal dari kalangan menengah, yakni para tukang dan kaum pedagang (contoh: Paulus adalah pembuat tenda). Mereka adalah orang-orang yang setia kepada Taurat Musa dan kepada setiap pan dangan dan tafsiran para rabi. Namun sayang tafsiran yang mereka lakukan adalah penafsiran yang harfiah, sehingga “melahirkan” aturan-aturan praktis yang kaku dalam hidup sehari-hari bangsa Israel.
Sikap yang demikian ini didasarkan pada prapaham bahwa peristiwa pembuangan ke Babel diakibatkan oleh kegagalan bangsa Israel dalam taat kepada Allah. Oleh karena itu, agar mereka tidak mengalami peristiwa buruk yang serupa itu, mereka berusaha untuk sungguh-sungguh menerapkan ketaatan kepada Allah melalui pelaksanaan Taurat. Hanya saja sayang ketaatan yang mereka miliki adalah ketaatan yang mem buta. Mereka lebih taat kepada Hukum Taurat, tafsirannya, dan adat-istiadat Yahudi ketimbang taat pada kehendak Allah (bnd. Mat. 15:3-6). Sehingga muncullah legal isme dalam cara beragama mereka.
G
Getsemani (bahasa Aramnya adalah gat semen = perasan minyak) adalah nama sebuah bukit, tempat di mana Yesus berdoa dalam suatu pergumulan yang berat. Letaknya di timur Yerusalem, seberang lembah Kidron dekat Bukit Zaitun (Mat. 26:30). Getsemani adalah tempat yang disenangi Yesus dan murid-murid-Nya sebagai peristirahatan, dan kemudian menjadi panggung kesengsaraan, pengkhianatan Yudas, dan penangkapan Yesus (Mrk. 14:35-52).
Sikap Kristus di Getsemani (Luk. 22:41) memelopori kebiasaan orang Kristen untuk berlutut bila berdoa, mengingat orang Yahudi biasanya berdoa dengan berdiri dan menengadahkan kedua tangannya ke atas.
Golgota (bahasa Aramnya adalah gulgolta = tengkorak) adalah nama sebuah bukit, tempat di mana Yesus disalibkan bersama dua penjahat besar lainnya (lih. Mat. 27:33; Luk. 23:33). Letaknya di luar Yerusalem, tidak jauh dari pintu gerbang kota dan dari jalan besar. Di dekatnya ada satu taman dengan satu kuburan.
Tentang nama Golgota, ada 3 kemungkinan yang bisa terjadi: di tempat itu terdapat banyak tengkorak, tempat itu adalah tempat pelaksanaan hukuman mati, atau tempat itu sedikit banyak menyerupai tengkorak. Saat ini, belum diperoleh kepastian tentang tempat yang pasti dari Golgota.
H.
Haus yang dialami oleh Yesus mau menunjukkan sisi kemanusiaan-Nya. Di sinilah kita dapat melihat bagaimana Yesus mengalami penderitaan seorang manusia. Selain itu, sebuah peristiwa penyaliban pada dasarnya merupakan suatu tindakan membiarkan seseorang mati perlahan-lahan karena kehausan.
I
Imam Besar adalah pemimpin dari suatu ibadah penebusan dosa yang dilakukan oleh orang Yahudi (bnd. Im. 16:1-34). Imam Besar itulah yang menyembelih hewan kurban dan mempersembahkannya di atas mezbah. Pertama-tama, ia mempersembahkan kurban untuk penebusan dirinya (Im. 16:6; Ibr. 9:7). Baru setelah itu ia mempersem bahkan korban penghabus dosa untuk orang-orang Yahudi. Dialah yang menjadi pengantara Allah dan manusia. Melalui ritual itulah, Imam Besar dan orang-orang Yahudi mendapatkan pengampunan dosa.
Dalam Surat Ibrani, Yesus Kristus disebut sebagai Imam Besar (Ibr. 9:11). Namun berbeda dengan Imam Besar yang memimpin ibadah penebusan dosa, Yesus Kristus sendiri yang menjadi kurban penebusan dosa. Ia masuk ke dalam tempat yang kudus sambil membawa darah-Nya sendiri. Jika darah lembu dan domba jantan serta percikan abu lembu muda dapat menguduskan mereka yang najis, maka terlebih lagi darah Yesus Kristus. Ia menyucikan hati nurani kita dari perbuatan yang sia-sia (lih. Ibr. 9:12-14)
J.
Jumat Agung diperingati oleh orang-orang Kristen sebagai hari kematian Yesus Kristus. Hari Jumat sebenarnya adalah hari yang biasa, sama seperti hari-hari lainnya. Namun pada hari Jumat yang satu ini, menjadi agung karena adanya peristiwa kematian Yesus Kristus. Dan hal yang perlu kita sadari dan waspadai adalah bahwa yang perlu diagungkan bukanlah harinya, melainkan si Pembuat Peristiwa di hari itu, yakni Yesus Kristus sendiri.
K.
Kelinci, di berbagai negara dijadikan sebuah simbol dalam perayaan Paskah. Barangkali kita bertanya, mengapa kelinci? Kelinci itu sendiri menyimbolkan kesuburan dan kehidupan baru. Kelinci dikenal sebagai binatang yang memiliki banyak anak. Oleh karena sifatnya yang demikian, maka kelinci kemudian dijadikan lambang kehidupan yang berlimpah di dalam Kristus.
L
Lewatnya bangsa Israel dari peristiwa perbudakan di Mesir adalah makna dari pera yaan Paskah (pesakh = melewati) dalam Perjanjian Lama. Dalam Kel. 12:1-28, kita dapat membaca bagaimana Allah menetapkan Paskah bagi Israel. Ketika itu, Allah hendak bertindak untuk yang terakhir kalinya dalam upaya membebaskan Israel dari Mesir. Untuk keperluan itu, bangsa Israel diminta untuk bersiap diri, yakni dengan menyelenggarakan perjamuan Paskah. Perjamuan Paskah ini dilaksanakan pada tanggal 14 bulan Nisan, yakni bulan pertama dalam penanggalan Yahudi, dan ditetap kan untuk dilaksanakan secara turun-temurun. Perayaan Paskah itu sendiri menandai awal keluarnya bangsa Israel dari Mesir. Oleh sebab itu, Paskah dirayakan oleh orang Yahudi sebagai perayaan pembebasan bangsa Israel dari Mesir.
M
Menetapkan tanggal Paskah. Kalender yang kita miliki, memiliki tanggal Paskah yang berbeda-beda dari tahun ke tahun. Malah, bulannya pun berbeda-beda, kadang Paskah jatuh di bulan Maret, kadang di bulan April. Memang, Paskah tidak mempu nyai tanggal yang tetap seperti Natal. Bagi orang Kristen saat ini, tanggal dan bulan Paskah yang berbeda-beda itu cukup membingungkan. Namun tidak demikian dengan gereja mula-mula.
Sebagaimana telah disinggung di atas, bagi gereja mula-mula, setiap hari Minggu adalah hari Paskah, karena pada hari Minggulah Yesus bangkit dari kematian. Baru pada abad ke-2 ZB, mulai ada jemaat-jemaat Kristen yang mengkhususkan hari Minggu tertentu untuk dirayakan sebagai hari Paskah setahun sekali. Namun, hal ini pun menimbulkan kebingungan. Hari Minggu yang mana yang dipilih sebagai hari Paskah? Terhadap hal ini, ada perbedaan yang muncul. Jemaat Kristen asal Yahudi berpendapat bahwa hari Paskah sebaiknya ditetapkan sama seperti Paskah Yahudi, yaitu hari ke-14 bulan Nissan, yakni bulan dalam penanggalan Yahudi. Artinya, Paskah itu bisa jatuh pada hari apa saja. Sementara itu, jemaat Kristen yang berasal dari bangsa-bangsa lain berpendapat bahwa Paskah sebaiknya dirayakan pada hari Minggu.
Untuk menjembatani perbedaan pendapat itu, pada tahun 325 ZB, dalam sebuah konsili (= persidangan gerejawi) di Nicea, ditetapkan sebuah patokan bersama untuk menetapkan hari Paskah. Paskah dirayakan pada hari Minggu pertama sesudah bulan purnama yang jatuh pada atau sesudah tanggal 21 Maret, yaitu tanggal permulaan musim semi. Apabila bulan purnama itu jatuh pada hari Minggu, maka Paska diraya kan pada hari Minggu berikutnya.
Keputusan itu dipegang terus oleh semua Gereja di seluruh dunia hingga kini. Dengan patokan itu, setiap tahun Paskah jatuh antara tanggal 22 Maret dan 25 April. Bulan purnama itu sendiri sudah bisa dihitung jauh-jauh hari sebelumnya, sehingga tanggal Paskah sudah dapat dihitung sekian tahun di muka.
N
Nazoraion adalah sebutan yang ditujukan kepada para pengikut Yesus dari Nazareth (bnd. Kis. 24:5). Kata ini diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi orang-orang Nasrani, atau para pengikut Yesus dari Nazareth. Pada waktu itu, murid atau pengikut dari seorang tokoh sering disebut dengan nama asal atau tempat dari tokoh yang diikuti.
Kata Nazoraion digunakan oleh para pemimpin agama Yahudi dalam kesan yang sedikit mengejek, yakni menyebut para pengikut Yesus sebagai sebuah sebuah sekte dari agama Yahudi. Memang pada awalnya, para pengikut Yesus yang mula-mula adalah orang-orang Yahudi. Dan bagi pemimpin agama Yahudi, para pengikut Yesus ini dianggap sebagai sesat, bidah atau menyimpang dari agama Yahudi.
Kata ini kemudian terus digunakan oleh orang Yahudi dan juga orang-orang yang berbahasa Arab. Kata itu pada kemudian hari menjadi sebutan umum untuk orang Kristen.
O
Obrolan dua orang murid dalam perjalanan ke Emaus. Saat itu, dua murid, yang satu bernama Kleopas, mengalami kebingungan terhadap hal-hal yang terjadi dalam hari-hari terakhir yang mereka jalani. Yesus, Sang Guru telah mati meninggalkan mereka. Namun, mereka mendengar kabar bahwa kubur Yesus telah kosong.
Lalu, ketika mereka berdua berpapasan dengan Yesus, dikatakan “Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia” (Luk. 24:16). Salah satu faktor utama dalam diri manusia yang dapat menghalangi orang melihat dengan jelas adalah penderitaan, kesedihan dan kedukaan. Hati yang gelap tidak memungkinkan seseorang melihat karya Allah.
Dua orang murid tersebut mengalami sikap mental yang benar-benar pesimis, sehing ga penderitaan dipandang sebagai suatu bencana. Bagi mereka, tidak ada lagi pengharapan. Semuanya sudah tamat. Yesus yang mereka kenal adalah Yesus yang mati, Yesus yang tergantung di kayu salib (lih. Luk. 24:21). Itulah yang membuat mereka putus asa.
Bagi orang Kristen, memang iman kita adalah kepada Yesus yang tersalib, tetapi juga Yesus yang bangkit, Yesus yang menang. Itulah sebabnya lambang salib yang digunakan orang Protestan adalah salib yang kosong! Karena memang Yesus sudah tidak ada lagi di sana. Salib itu menjadi pengharapan kita! Jadi, penderitaan yang kita alami tidak seharusnya membuat kita putus asa apalagi kehilangan pengharapan, karena kita beriman kepada Yesus yang bangkit, yang memberi pengharapan dan kekuatan kepada kita!
P
Pontius Pilatus adalah salah satu dari tiga nama manusia yang pasti disebut oleh orang Kristen pada setiap hari Minggu. Nama manusia yang pertama adalah Yesus. Kita menyebutnya saat mengikrarkan Pengakuan Iman Rasuli. Lalu, mengapa nama Pontius Pilatus sampai harus disebut dalam Pengakuan Iman Rasuli? Apa pentingnya nama itu?
Sebagaimana kita ketahui, Pontius Pilatus adalah seorang gubernur Romawi yang memerintah di propinsi Yudea. Pada zaman Tuhan Yesus setiap hukuman mati harus mendapat persetujuan dari pejabat pemerintah Roma yang ada di daerah tersebut. Oleh sebab itu, para pemimpin agama Yahudi membawa Yesus ke hadapan Pilatus, di kediamannya.
Bagi Pilatus sendiri, tidak ada keraguan sedikit pun tentang ketidakbersalahan Yesus (Mat. 27:23). Ia tidak dapat mengerti mengapa orang-orang Yahudi begitu mengingin kan kematian Yesus, namun tekanan politik dari orang-orang Yahudi membuat ia mengizinkan penyaliban atas diri Yesus. Pilatus takut kalau-kalau orang-orang Yahudi itu akan melaporkan kepada pemerintah Roma bahwa Pilatus tidak mau menghukum mati seorang pemberontak yang membahayakan kedaulatan Roma. Pilatus akhirnya memilih tindakan melawan apa yang semula ia pandang sebagai kebenaran. Dalam keputusasaan ia kemudian memilih untuk melakukan hal yang salah.
Dari pemaparan tersebut, nama Pontius Pilatus sebenarnya menjadi simbol dan peringatan bagi manusia untuk sadar akan bahaya berkompromi dengan ketidak benaran. Nama Pontius Pilatus hendak mengingatkan kita agar sungguh-sungguh mau berpihak kepada kebenaran dan menolak berkompromi dengan kejahatan.
Q
Quod scripsi scripsi (bahasa Latin), artinya “Apa yang sudah kutulis, tetap tertulis” (Yoh. 19:22). Kalimat ini dikatakan oleh Pontius Pilatus, ketika ia bersikeras untuk tetap memasang tulisan Iesus Nazarenus Rex Iudeorum (= INRI), artinya Yesus dari Nazaret Raja orang Yahudi, di atas kayu salib. Biasanya, di atas salib, ditaruh keterangan tentang alasan seseorang disalib. Nah, ketika di atas salib Yesus ditaruh keterangan INRI, maka dengan spontan imam-imam kepala orang Yahudi memprotes nya (Yoh. 19:21). Terhadap protes tersebut, Pilatus tetap bersikeras dengan apa yang sudah diperintahkannya untuk ditulis.
Quo vadis Domine (bahasa Latin), artinya, “Tuan, ke manakah tuan hendak pergi?” Ini adalah sebuah pertanyaan yang sangat terkenal dari Petrus. Konon, ketika Petrus telah ditetapkan untuk dihukum mati oleh Kaisar Nero di Roma, ia melarikan diri ke luar kota Roma. Di luar pintu gerbang kota, Petrus bertemu dengan seorang laki-laki yang hendak memasuki kota. Maka terjadilah percakapan antara Petrus dengan laki-laki itu:
Petrus : Tuan, ke manakah tuan hendak pergi? (Bhs. Latin :“Quo Vadis Domine”)
Lelaki : Aku hendak pergi ke Roma untuk disalibkan (kemudian Petrus mengenal bahwa lelaki itu adalah Tuhan Yesus sendiri).
Petrus : Tuhan, bukankah Engkau hanya sekali saja disalibkan?
Lelaki : Aku melihat engkau melarikan diri dari kematian dan
Aku hendak menggantikanmu.
Petrus : Tuhan, aku pergi. Aku akan memenuhi perintah-Mu.
Lelaki : Jangan takut, karena Aku menyertaimu.
Kemudian Petrus kembali ke dalam kota dan dengan sukacita menjalani hukuman matinya. Ketika hendak disalibkan, ia meminta untuk disalibkan dengan kaki ke atas dan kepala ke bawah. Petrus mengatakan bahwa ia tidak layak disalibkan seperti Tuhannya.
R
Romawi adalah nama sebuah kekaisaran yang tengah menguasai hampir seluruh dunia pada zaman Tuhan Yesus. Kata “dunia” di sini sebenarnya hendak mengacu pada daerah-daerah yang sudah dikenal pada waktu itu, yaitu menunjuk pada daerah-daerah yang tertera dalam peta Alkitab mengenai perjalanan pekabaran Injil Paulus (daerah Afrika bagian utara, Asia Barat Daya / Timur Tengah lalu sampai ke Eropa).
Bangsa Romawi memiliki agama dan sistem peribadahannya tersendiri. Dapat dikata kan bahwa orang-orang Romawi menyembah dewa/i dan bahkan menyembah kaisar. Oleh karena itu, ketika kekristenan muncul pada abad-abad pertama, keberadaannya sangat mengguncang kekaisaran Romawi.
Banyak para pengikut Yesus yang menjadi martir karena mempertahankan imannya kepada Yesus. Bahkan menurut catatan sejarah, hampir seluruh murid Tuhan Yesus menjadi martir karena mempertahankan imannya kepada Yesus (lih. F.D. Wellem, Hidupku Bagi Kristus, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003). Bahkan ada ratusan bahkan ribuan lainnya yang menjadi martir karena mempertahankan imannya di hadapan penguasa-penguasa Romawi.
S
Sengsara Kristus diperingati dalam minggu pra-paskah yang terakhir bersamaan dengan minggu palma. Saat itu kita diingatkan pada peristiwa Yesus memasuki kota Yerusalem dan Ia dielu-elukan oleh orang banyak. Sebenarnya, saat itu Yesus sedang menghadapi kesengsaraan-Nya yang sudah semakin mendekat, bukan menghadapi penyambutan seorang raja yang menang perang. Keledai yang ditunggangi Yesus mau menunjukkan bahwa Ia datang bukan untuk mengangkat pedang, melainkan untuk membawa damai sejahtera bagi kehidupan umat manusia.
T
Telur (dan kelinci) merupakan simbol dari perayaan Paskah di berbagai gereja. Mengapa telur dijadikan suatu simbol dalam perayaan Paskah? Rupa-rupanya, hal ini berkaitan erat dengan kebiasaan di Timur Tengah kuno. Orang Mesir dan Persia kuno punya suatu kebiasaan menghias telur yang kemudian menukarkannya dengan temannya. Kebiasaan ini kemudian diikuti oleh orang Kristen di Mesopotamia (daerah Irak-Iran sekarang), yaitu dengan memberikan telur-telur kepada orang lain pada perayaan Paska untuk mengingatkan kebangkitan Yesus.
Bangsa Mesir menguburkan telur di makam mereka. Bangsa Yunani menempatkan telur di atas makam. Sementara itu bangsa Romawi punya pepatah, “Semua kehidupan berasal dari telur.” Dalam sebagian besar kebudayaan dan masyarakat, telur merupakan perlambang kelahiran dan kebangkitan. Itulah sebabnya ketika gereja mulai merayakan kebangkitan Yesus pada abad ke-2, telur menjadi simbol yang populer. Pada masa itu, orang-orang kaya menghias telur dengan daun dari emas, sementara orang yang kurang mampu merebus telur dengan bunga atau daun tertentu sehingga kulit telurnya menjadi berwarna.
U
Uang sejumlah 30 keping perak diberikan oleh imam-imam kepala agar Yudas mau menyerahkan Yesus kepada mereka (Mat. 26:14-15). Jumlah uang tersebut sebenar nya setara dengan harga seorang budak (Kel. 21:32). Sebenarnya, para pemimpin agama Yahudi telah berencana untuk menangkap Yesus setelah Paskah selesai (Mat. 26:4-5), namun dengan munculnya tawaran yang tidak terduga dari Yudas, membuat rencana mereka dipercepat.
Uang sejumlah 30 keping perak juga setara dengan nilai mata uang Romawi sebesar 3 denarius, yang bila dikurskan ke dalam rupiah saat ini bernilai sejumlah Rp. 4.392,00, suatu harga yang sangat murah bagi seorang manusia. Namun di sini kita dapat melihat adanya suatu kontras. Harga yang sangat murah tersebut dipakai Allah untuk membayar lunas segala dosa dan pelanggaran manusia, justru dengan harga yang sangat mahal, yaitu kematian Yesus Kristus (bnd. 1 Kor. 6:20; 7:23).
V
Vigilate et orate (= berjagalah dan berdoalah; Mat. 26:41), merupakan perkataan Tuhan Yesus kepada 3 murid yang menemani-Nya berdoa di Taman Getsemani. Perintah Tuhan Yesus tersebut sebenarnya merupakan sebuah peringatan kepada para murid bahwa Yesus akan menghadapi suatu jalan penderitaan yang sangat berat. Namun, peringatan tersebut tidak mampu mengalahkan rasa kantuk yang menghing gapi diri para murid.
Bagi kita saat ini, perintah vigilate et orate sebenarnya merupakan sesuatu yang masih tetap relevan untuk dilakukan. Perintah ini mengajak kita untuk memiliki suatu kesadaran diri terhadap segala kemungkinan godaan, memiliki kepekaan terhadap seluk-beluk godaan, dan memiliki suatu persiapan spiritual yang ditempuh melalui doa.
W
Wanitalah yang pertama kali menjadi saksi kebangkitan Yesus dan kemudian mem beritakan kebangkitan-Nya kepada para murid (baca Luk. 24:1-12). Wanita sendiri memiliki peran yang istimewa dalam kehidupan Tuhan Yesus. Hal itu dapat terjadi sebagai bukti bahwa pelayanan yang Yesus lakukan tidaklah diskriminatif. Ia melayani baik yang miskin maupun yang kaya (mis: Zakeus). Ia melayani baik pria maupun wanita.
Dari catatan Alkitab, kita dapat melihat bahwa Tuhan Yesus memiliki sahabat dua wanita bersaudara, yakni Maria dan Marta (Yoh. 11:5). Bahkan wanitalah yang dikisahkan memberi penghargaan yang luar biasa kepada Yesus, melebihi para murid-Nya, yakni ketika seorang wanita meminyaki kaki Yesus dengan minyak yang sangat mahal harganya (Mat. 26:7). Wanita jugalah yang menunjukkan kesetiaannya mengikut Yesus sampai di kayu salib dan turut bersedih ketika Yesus mati (lih. Mrk. 15:40-41), sementara para murid Yesus sudah kocar-kacir menyelamatkan diri (Mrk. 14:50). Dan para wanitalah yang pertama kali bermaksud mengunjungi kubur Yesus, sebelum kepada mereka dinyatakan mengenai kebangkitan-Nya.
Perilaku para wanita yang dicatat dalam Alkitab itu telah menjadi teladan perilaku seorang murid Yesus yang memiliki kesungguhan dan ketulusan dalam mengikut Yesus.
X
Simbol “X”, pada abad mula-mula merupakan simbol untuk menunjuk kepada Kristus. Iman kepada Yesus Kristus di tengah-tengah masyarakat mayoritas yang menyembah berhala bukanlah suatu perkara mudah. Ada ancaman hukuman berat bagi mereka yang dengan terang-terangan menjalankan ibadah yang berbeda dengan agama dan sistem peribadahan Roma.
Oleh karena itu, ada banyak simbol yang digunakan oleh orang-orang Kristen pada abad-abad pertama untuk mengekspresikan imannya. Ada tanda ikan yang di atasnya tertulis ichtus, merupakan akronim dari bahasa Yunani: Iesus Christos uhios Theos Soter, yang artinya Yesus Kristus Anak Allah Juruselamat. Ada juga simbol “X” yang menunjuk kepada Kristus yang merupakan salah satu huruf dalam bahasa Yunani, yaitu singkatan dari kata xplotovc,(baca: Kristous). Simbol “X” ini sendiri mirip dengan tanda salib yang dimiringkan, yang juga menunjuk kepada Yesus Kristus.
Y
Yudas Iskariot tercatat dalam keempat Injil sebagai murid Yesus yang mengkhianati-Nya. Banyak orang yang bertanya mengapa Yudas Iskariot sampai mengkhianati Gurunya. Sebenarnya, Yudas Iskariot itu bukanlah orang yang biasa. Ia bukanlah nelayan seperti Petrus dan beberapa murid lainnya. Iskariot adalah nama sebuah kelompok nasionalis orang yahudi yang paling fanatik, yang bermusuhan dengan pemerintah Romawi. Kata “iskariot” itu berasal dari kata sikarios (Lat), yang artinya pisau belati. Jadi, dapat dikatakan bahwa Yudas Iskariot tadinya adalah bagian dari orang-orang yang mengangkat pedang terhadap penguasa Romawi.
Dari latar belakang yang demikian, sebenarnya kita dapat mengetahui pandangan ideologi yang dianutnya, yakni bahwa ia memiliki pengharapan mesianis politik. Yudas berharap agar Yesus dapat menjadi mesias secara politik yang mengangkat pedang terhadap pemerintah Romawi
Z
Zebedeus bersaudara: Yakobus dan Yohanes, beserta Petrus adalah dua orang murid Yesus yang menemani Yesus berdoa di Taman Getsemani (Mat. 26:36-46). Kelelahan dan rasa kantuk yang dialami oleh ketiga murid ternyata tidak mampu membuat mereka tetap menemani dan juga menguatkan Yesus, Sang Guru yang tengah bergumul dalam persiapan menghadapi jalan penderitaan.
Perilaku para murid yang demikian sebenarnya bisa menjadi cermin bagi kita. Allah melalui Yesus Kristus telah terlebih dahulu menunjukkan kasih dan kesetiaan-Nya kepada kita, bagaimana dengan kita?
SUMBER: GKI KAYU PUTIH
Posted by gkjcilacap at 7:33 AM 0 comments